MAKALAH
HEWAN VERTEBRATA
Disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah “Biologi”
Dosen Pengampu :Sigit Sujatmika,
M.Pd.
Disusun
Oleh:
1. Seto
Ari Wibowo (2017016007)
2. Rizqi
Budi Arum (2017016023)
3. Triani
Rizki Nur Arofah (2017016019)
4. Saverius
Rengiar (2017016016)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
TAHUN
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Indonesia merupakan Negara yang
memiliki keragaman hayati yang melimpah baik flora maupun fauna. Kekayaan
keragaman hayati ini membiarkan keuntungan yang besar bagi masyarakat. Di
antaranya dapat memenuhi kebutuhan manusia juga mengandung protein, karbohidrat,
lemak, vitamin dan mineral. Protein sebagai salah satu sumber pembangun tubuh
dapat berasal dari tumbuhan (nabati) dan hewan (hewani). Protein yang berasal
dari hewan mempunyai kandungan yang sempurna dibandingkan dengan protein
nabati. Oleh karena itu pengadaan sumber protein hewani harus diupayakan.
Sehubungan dengan itu penulis terusik untuk memilih karya tulis yang berjudul
“Klasifikasi Vertebrata ”
Kingdom Animalia dapat disebut
juga dengan dunia hewan. Dimana segala mahluk yang mempunyai karakteristik
menyerupai hewan ada di dalam dunia ini. Berdasarkan ada tidaknya tulang
belakang, hewan dibedakan menjadi 2 yaitu: hewan avertebrata (tidak bertulang
belakang) dan hewan vertebrata (hewan bertulang belakang).
Vertebrata merupakan
sub-filum dari filum Chordata yang bisa diklasifikasikan menjadi 5 kelas, yaitu
ikan (pisces), amfibi (amphibi), reptil, burung (aves) dan hewan menyusui
(mamalia). Masing-masing kelas tentunya mempunyai ciri-ciri khusus, yang
selanjutnya akan dijelaskan lebih lanjut di bagian pembahasan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan
vertebrata?
2. Bagaimana klasifikasi pada
hewan vertebrata?
3. Bagaimana ciri-ciri setiap
klasifikasi dari setiap hewan vertebrata?
4. Di mana habitat setiap
klasifikasi hewan vertebrata?
5. Bagaimana fisiologi tubuh pada
setiap klasifikasi hewan vertebrata?
6. Apa peranan vertebrata bagi
kehidupan?
C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami hewan
vertebrata.
2. Mengetahui klasifikasi hewan
vertebrata.
3. Mengetahui ciri-ciri setiap
klasifikasi dari setiap hewan vertebrata.
4. Mengetahui habitat setiap
klasifikasi dari setiap hewan vertebrata.
5. Mengetahui fisiologi tubuh pada
setiap klasifikasi dari setiap hewan vertebrata.
6. Mengetahui peranan setiap
klasifikasi dari setiap hewan vertebrata bagi kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Vertebrata
Sesuai dengan namanya, kelompok hewan Vertebrata memiliki kolumna
vertebralis (ruas-ruas tulang belakang). Jadi korda dorsalis (kerangka sumbu
primer = notokorda) hanya terdapat pada masa tingkatan embrio. Vertebrata
disebut juga Craniata karena semua hewan vertebrata sudah memiliki otak, yang
terlindung dalam Kranium (tulang-tulang tengkorak).
Hewan vertebrata secara umum memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Mempunyai tengkorak (cranium) berupa kotak tempat otaknya (karena itu
disebut juga Craniata) dan ruas tulang belakang (vertebrata) untuk sumbu
penguat tubuh, kerangka terletak di dalam tubuh untuk tempat melekatnya otot
rangka.
2.
Tubuh simetri bilateral, terdiri dari kepala, leher, badan, dan
ekor, sistem alat tubuh beruas-ruas, kulit terdiri dari lapisan epidermis dan
dermis.
3.
Mempunyai rongga tubuh (coelom) yang dindingnya dilapisi selaput
peritonium.
4.
Alat pencernaan memanjang di bawah/ depan tulang bealakang, ulat
saraf di atas/ belakang saluran pencernaan.
5.
Jantung terdiri dari dua, tiga, atau empat ruang.
B.
Klasifikasi Vertebrata
Vertebrata diklasifikasikan
menjadi beberapa filum, antara lain:
1.
Amphibi
Amfibi merupakan organism vertebrata pertama yang
menempati daratan. Amfibi hidup di tempat yang lembab, untuk mengantisipasi
hilangnya air dari kulit karena belum memiliki system pengaturan tubuh yang
baik. Amfibi juga bersifat poikiloterm yaitu hewan yang berdarah dingin.
a.
Ciri-ciri
1)
Tubuh terdiri atas kepala dan badan pada katak dan kepala, badan
dan ekor pada salamander.
2)
Tubuh amfibi dilapisi oleh kulit yang basah dan berlendir.
3)
Amfibi merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm)
4)
Jantung amfibi terdiri atas 3 ruangan yaitu 2 atrium dan 1
ventrikel.
5) System pernapasan pada amfibi ketika masih tahap larva (kecebong)
menggunakan insang, sedangkan ketika dewasa menggunakan kulit.
6)
Mata amfibi memiliki selaput yang disebut dengan membrane niktitan
7)
Amfibi berkembang biak dengan bertelur dan fertilisasi secara
eksternal.
8) Pertumbuhan amfibi melalui metamorphosis sempurna. Metamorfosis
merupakan peristiwan perubahan bentuk tubuh secara bertahap yang dimulai dari
tahap larva hingga dewasa.
b.
Fisiologi tubuh
1)
Sistem sirkulasi
Sistem sirkulasi pada katak terdiri atas system sirkulasi ganda
dan tertutup. Pada sistem sirkulasi ganda darah yang kaya akan Karbon Dioksia
dari berbagai jaringan dan organ tubuh mengalir ke sinus venosus menuju atrium
kanan. Darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel, kemudian menuju ke arteri
pulmonalis dan masuk ke paru-paru. Di paru-paru, karbon dioksida dilepaskan dan
oksigen diikat dan darah mengalir ke vena pulmonalis, kemudian menuju atrium
kiri. Lalu, dari atrium kiri darah mengalir ke ventrikel. Di dalam ventrikel
terjadi pencampuran darah yang mengandung oksigen dengan darah yang mengandung
karbon dioksida. Dari ventrikel, darah keluar melalui traktus arteriosus
(batang nadi) ke aorta yang bercabang ke kiri dan ke kanan. Masing-masing aorta
ini bercabang-cabang menjadi tiga arteri pokok, yaitu arterior (karotis)
mengalirkan darah ke kepala dan ke otak, lengkung aorta mengalirkan darah ke
jaringan internal dan organ dalam tubuh, dan arteri posterior mengalirkan darah
ke kulit dan paru-paru.
2)
Sistem Pernapasan
Sistem pernapasan pada katak terdiri atas insang, paru-paru dan
kulit. Ketika katak masih pada tahap larva (kecebong) katak bernapas
menggunakan insang. Nah, saat katak masuk tahap dewasa, katak bernapas
menggunakan kulit dan paru-paru. Kulit katak yang selalu dalam keadaan basah
mengandung banyak kapiler sehingga oksigen mudah berdifusi melalui kulit.
3) Sistem penecernaan
Sistem pencernaan pada amfibi terdiri atas beberapa saluran.
Saluran tersebut terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung, usus dan kloaka.
Makanan dari mulut masuk ke lambung melalui kerongkongan. Di lambung makanan tersebut
dicerna dan kemudia masuk ke usus untuk diserap nutrisinya. Sisa makanan
tersebut dikeluarkan melalui kloaka dengan proses defekasi.
4)
Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi pada amfibi memiliki organ ekresi utama yaitu
ginjal. Fungsi ginjal pada amfibi yaitu untuk menyaring darah dan zat zat sisa
seperti garam, mineral dan lainnya yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Setelah
difiltrasi oleh ginjal, maka zat-zat tersebut akan keluar melalui kloaka dalam
bentuk urine dengan proses urinasi.
5)
Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi pada amfibi terjadi di luar tubuh induk.
Maksudnya fertilisasi terjadi di luar tubuh. Ketika katak jantan dan betina
kawin, keduanya akan melakukan ampleksus yaitu katak jantan akan melekat pada
tubuh katak betina dan menekan perut katak betina. Lalu katak betina akan
mengeluarkan ovum ke dalam air melalui kloaka. Setelah katak betina
mengeluarkan ovum, katak jantan pun mengeluarkan sperma melalui kloaka. Setelah
terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti oleh cairan kental sehingga
berbentuk gumpalan telur.
c.
Habitat
Amphibi umumnya hidup di dua tempat, yaitu
darat dan air. Kebanyakan terdapat didaerah yang lembab, tetapi ada juga yang
hidup didaerah tropis. Cara hidupnya pada saat melakukan perkawinan di dalam
air dimana telur-telurnya dilepaskan dan menetas menghasilkan larva yang hidup
dan tumbuh mengalami metamorfosis sampai stadium dewasa. Setiap spesies
mempunyai tempat khusus untuk perkawinannya misalnya ditempat genangan air,
telaga, sungai atau tempat-tempat berair yang lain, ada juga beberapa
didaratan.
Selama metamorfosis, katak muda menghuni
peraitran yang dangkal, dimana pernafasan insang dan paru-paru keduanya mungkin
dilaksanakan dan insekta dapat ditangkap untuk mekanannya, kemudian bersembunyi
untuk menghindari kekeringan. Katak-katak ini mungkin pada suatu saat dapat
muncul yang jumlahnya beribu-ribu.
d. Peranan dalam kehidupan
1)
Katak diambil daging dan telurnya yang kemudian
dikonsumsi.
2)
Kulit katak dapat dibuat jaket dan berang
kerajinan lainnya jika diberi samak.
3)
Katak berfungsi sebagai pemberantas nyamuk yang
dilakukan secara biologi dan juga sebagai pengendali serangga hama pada
pertanian.
4)
Katak dapat digunakan dalam tes kehamilan seperi
bufo melanostictus, karena dapat mengjhsilkan hormone perang gonad yang efeknya
sama dengan hormon perangsang gonad yang terdapat dalam urine wanita hamil.
5)
Dapat digunakan sebagai racun untuk anak panah
yang biasa dilakukan oleh suku Indian.
6)
Racun bufotalin dan bufotenin dihasilkan oleh
jenis kodok bufo marinus yang dimanfaatkan sebagai penguat denyut jantung.
2.
Reptilia
Reptil merupakan
kelompok hewan vertebrata berdarah dingin dan biasanya memiliki sisik pada
kulitnya. Reptil adalah salah satu hewan tetrapoda (bertungkai empat). Meskipun
saat ini ada beberapa jenis reptil, seperti ular, yang tidak memiliki kaki,
namun ular merupakan keturunan dari hewan tetrapoda. Hal tersebut didasarkan
pada sejarah evolusi yang berlangsung selama ratusan tahun.
Reptil
biasanya melakukan pembuahan secara internal dan melakukan reproduksi secara
seksual. Reptil biasanya akan bertelur di daratan, meskipun habitatnya di air
sekalipun. Berbeda halnya dengan hewan
amfibi,
reptil memiliki kulit yang bersisik yang sangat bermanfaat untuk mengurasi
kehilangan air dari kulitnya. Sisik pada kulit reptil mengandung keratin dan
juga lipid lilin. Semua reptil bernapas menggunakan paru-parunya.
Hewan
reptil biasanya memiliki cara hewan beradabtasi dengan lingkungannya yang akan memanaskan suhu
tubuhnya dengan cara berjemur. Jika cuaca lingkungan terlalu panas, reptil
biasanya akan mencari tempat yang teduh atau bersembunyi di bawah tanah agar
suhu tubuhnya menurun. Pada hewan reptil, energi metabolisme yang berasal dari
makanan tidak dibutuhkan untuk memanaskan suhu tubuhnya. Karena itu, reptil
mampu bertahan hidup meskipun tidak makan berhari-hari atau bahkan
berminggu-minggu. Reptil biasanya juga akan berhibernasi pada saat musim
dingin. Namun hibernasi yang dilakukan oleh reptil bukanlah hibernasi dengan
tidur, melainkan ditandai dengan melambannya gerakan tubuh oleh reptil
tersebut.
a. Ciri-ciri
Berikut
ini beberapa ciri-ciri yang dimiliki oleh hewan reptil:
1)
Hewan reptil tergolong ke dalam jenis hewan vertebrata
(bertulang belakang). Setiap reptil pasti memiliki empat kaki yang digunakan
untuk melata, meskipun tidak semua reptil bisa kita lihat langsung kakinya
2)
Ukuran tubuh yang dimiliki pengelompokan hewan reptil tergolong bervariasi. Anggota
tubuh yang dimiliki oleh reptil tergolong lengkap, yang terdiri atas kepala,
leher, badan, dan ekor. Otak reptil biasanya memiliki benjolan yang berada di
bagian belakang kepalanya. Setiap reptil akan memiliki dua pasang kaki dengan
jumlah jari lima, kecuali pada ular.
3)
Hewan reptil juga memiliki kelenjar bau yang berada di dekat
kloaka. Pada kura-kura, kelenjar bau dapat ditemukan di antara perisai dorsal
(karapaks) dan perisai ventral (plastron).
4)
Kulit tubuh reptil terlindungi oleh perisai epidermal atau
yang sering kita sebut sebagai sisik. Pada sisik reptil tersebut terdapat
protein keratin yang membuat kulit reptil menjadi kedap air dan juga mencegah
reptil mengalami dehidrasi pada saat udara di lingkungannya kering.
5)
Reptil adalah salah satu jenis hewan berdarah dingin. Reptil
mengatur suhu tubuhnya dengan cara adaptasi tingkah laku, bukan dengan sistem
metabolismenya. Suhu tubuh reptil biasanya akan sama atau menyesuaikan dengan
suhu lingkungan tempat ia berada.
b. Fisiologi tubuh
1) Alat pencernaan yang dimiliki oleh
reptil tergolong lengkap. Alat pencernaan yang dimiliki oleh reptil meliputi
mulut, faring, esogagus, lambung, usus halus, usus besar, dan kloaka. Di bagian
mulut terdapat gigi dan juga lidah.
2) Peredaran darah pada hewan reptil
adalah peredaran darah tertutup ganda. Reptil memiliki 4 ruang pada jantungnya,
2 ruang serambi (atrium) dan dua ruang bilik (ventrikel). Akan tetapi sekat
yang membatasi kedua bilik tersebut belum sempurna.
3) Alat ekskresi yang dimiliki oleh
reptil adalah ginjal yang berbentuk pipih.
4) Alat indera yang dimiliki oleh
reptil ada 3, yaitu mata, hidung, dan telinga.
5) Sistem sarap pada reptil adalah otak
dengan 12 pasang saraf kranial.
6) Alat kelamin pada reptil terpisah.
Fertilisasi pada hewan reptil biasanya terjadi secara internal di dalam tubuh
reptil betina. Sebagian besar reptil memiliki cara berkembangbiak hewan dengan cara bertelur (ovipar),
namun ada juga sebagian reptil yang berkembang biak dengan cara bertelur
melahirkan (ovovivipar).
c. Habitat
Reptil
hidup di berbagai habitat. Mereka dapat ditemukan di setiap benua kecuali
Antartika. Banyak kura-kura hidup di laut, sementara yang lain hidup di air
tawar atau di darat. Kadal semua adalah hewan terestrial, namun habitatnya
dapat berkisar dari gurun sampai ke hutan tropis, dan dari liang bawah tanah ke
puncak pohon. Kebanyakan ular juga terestrial dan hidup dalam berbagai habitat,
tetapi beberapa ular dapat tinggal di air. Buaya hidup di dalam dan sekitar
rawa-rawa atau badan air tawar atau air garam.
d. Peranan reptil dalam kehidupan
Reptil
memainkan peran penting dalam kehidupan manusia. Selain memainkan peran penting
dalam banyak rantai makanan, yang menjaga populasi hewan kecil di bawah
terkendali, reptil juga berfungsi sebagai makanan, hewan peliharaan, dan telah
memainkan peran dalam seni dan budaya selama ribuan tahun.
1) Reptil sebagai Makanan
Reptil
penting sebagai sumber makanan bagi orang-orang:
a) Iguana hijau, sejenis kadal besar,
yang dimakan di Amerika Tengah.
b) Suku-suku Irulas dari Andhra Pradesh
dan Tamil Nadu di India dikenal makan beberapa ular yang ditangkapnya. Sup ular
Kanton dikonsumsi oleh masyarakat setempat di musim gugur untuk mencegah pilek.
Sup ini diyakini untuk menghangatkan tubuh mereka untuk mereka yang memakannya.
Daging ular yang dimasak umumnya dikonsumsi bagian pedalaman Barat Tengah
Amerika Serikat.
c) Sup kura-kura yang dikonsumsi di
seluruh dunia.
2)
Reptil sebagai Hewan Peliharaan
Reptil
juga dijadikan sebagai hewan peliharaan yang baik. Di dunia Barat, beberapa ular,
terutama spesies kurang agresif, seperti python bola atau ular jagung, disimpan
sebagai hewan peliharaan. Penyu, khususnya kura-kura darat dan air tawar kecil,
juga hewan peliharaan yang umum. Di antara yang paling populer adalah kura-kura
Rusia, kura-kura Yunani, dan terrapins. Ular konstriktor besar seperti ular
piton, boa konstriktor, dan anaconda adalah hewan liar kuat yang mampu
membu.nuh manusia dewasa, dan mereka umumnya disimpan sebagai hewan peliharaan.
Banyak orang tidak berpikir ini adalah ide yang bijaksana, karena reptil ini
menimbulkan ancaman berbahaya bagi orang-orang, terutama anak-anak.
Reptil
mampu mengenali orang dengan suara, penglihatan dan penciuman, kebanyakan
mereka mampu belajar. Beberapa spesies benar-benar mendapatkan keuntungan dari
interaksi dengan manusia. Bila dirawat dengan baik, semua hidup lebih panjang
atau lebih lama dari hewan peliharaan mamalia dengan ukuran yang sama. Memiliki
reptil sebagai hewan peliharaan, Anda bisa belajar tentang segala sesuatu dari
adaptasi, perilaku dan lingkungan, gizi, kamuflase dan strategi reproduksi.
Belajar tentang sejarah alam dan perawatan tawanan yang tepat dari hewan-hewan
ini hanya mungkin mengubah pandangan dunia Anda dan membuat Anda berpikir lebih
banyak tentang lingkungan secara keseluruhan.
3. Aves
Kata aves (burung) berasal dari
kata Latin yang dipakai sebagai nama kelas, sedang Ornis dari bahasa Yunani,
dipakai dalam “Ornithology” berarti ilmu yang mempelajari burung-burung.
Definisi aves (burung) adalah
vertebrata dengan tubuh yang ditutupi oleh bulu (asal epidermal). Aves (burung)
adalah vertebrata yang dapat terbang, karena mempunyai sayap yang merupakan
modifikasi anggota gerak anterior. Kaki pada aves (burung) digunakan untuk
berjalan, bertengger, atau berenang (dengan selaput interdigital). Fosil
tertua burung ditemukan di Jerman dan dikenal sebagai Archaeopteryx.
Aves hidup di darat. Sebagian spesies mendiami pohon-pohon. Jenis
tertentu, seperti penguin, hidup di daratan kutub utara namun mencari makanan
dengan berenang di laut. Jenis lainnya juga mencari makanan di danau dan
perairan tawar lain, contohnya bebek.
Secara umum, tubuh aves
(burung) terdiri atas kepala, leher, badan, dan ekor. Tubuhnya tertutup oleh
bulu yang khas yang terbuat dari keratin. Bulu ini diganti sekali setahun.
Menurut letaknya terdapat lima macam bulu, yaitu remiges (pada sayap), rektrises
(pada ekor), tetrises (penutup badan), alula (pada jari-jari sayap), dan
paraterum (di sekitar bahu). Menurut bentuknya ada tiga macam bulu, yaitu
pluma, plumula (lunak), dan filopluma (seperti rambut bertangkai panjang). Pada
sayap dan ekor, bulu berpasang-pasangan secara simetris. Bulu yang hanya
tumbuuh pada tempat tertentu dan teratur disebut apteria. Leher diselubungi
bulu-bulu jenis plumula, dan memiliki kelenjar minyak.
a. Ciri-ciri
1) Mulut burung tidak bergigi.
Paruh burung diselubungi zat tanduk yang dibentuk oleh maksila (rahang atas)
dan mandibula (rahang bawah). Pada pangkal paruh terdapat tonjolan ke atas dari
kulit lunak, disebut sera.
2) Struktur tulang menyerupai
sarang lebah sehingga kerangkanya kuat namun ringan. Kerangkanya merupakan
material yang tipis, kuat dan mengalami osifikasi yang sempurna. Tulang burung
relative ringan karena memiliki banyak rongga. Tulang dada menjadi tempat
melekatnya otot terbang. Gelang bahu terbentuk oleh sepasang korakoid, sepasang
scapula, dan sepasang klavikula. Ketiga tulang tersebut membentuk lubang
(foramen trioseum) tempat otot dada kecil (muskulus pektoralis minor) yang
berfungsi mengangkat sayap. Tulang rusuk bagian depan melekat pada tulang dada,
di bagian belakang melekat pada tulang leher atau tulang punggung.
3) Alat penglihatan, alat
pendengaran dan alat suara sudah berkembang dengan baik.
4) Aves (burung) memiliki alat
suara (siring) pada percabangan trakea. Siring digerakkan oleh otot siringialis
(penghubung siring dengan dinding trakea sebelah dalam) dan otot
sternotrakealis (penghubung trakea dengan tulang dada).
5) Aves (burung) termasuk
homoiterm (hewan berdarah panas). Suhu tubuh tetap, ±40,5o– 42oC.
6) Habitat aves (burung) di
daratan sampai ketinggian ±6.000 m. Aves (burung) ada yang menetap, ada pula
yang bermigrasi.
b. Adapun sistem organ yang
terdapat dalam Aves yaitu:
1) Sistem Gerak
Anggota
gerak (tungkai) dua pasang. Tungkai depan berupa sayap yang berfungsi untuk
terbang. Tungkai belakang berfungsi untuk bertengger, berjalan, atau berenang.
Sistem
pencernaan makanan sempurna dari mulut → kerongkongan → tembolok → lambung
kelenjar → lambung otot atau empedal (ventrikulus) berdinding tebal → usus
halus terdiri atas duodenum, jejunum, dan ileum yang digantung oleh mesentrium
→ usus besar (terdapat sepasang usus buntu diantara usus halus dan usus besar)
→ bermuara pada kloaka di bawah ekor.
Empedal
pada aves (burung) berfungsi untuk menghancurkan makanan. Mempunyai kelenjar
ludah, kelenjar pancreas, dan hati yang menghasilkan empedu.
3) Sistem Pernafasan
Aves
(burung) bernafas dengan paru-paru yang berhubungan dengan kantong-kantong
udara (sakus pneumatikus) yang berhubungan pula dengan tulang-tulang pipa.
Fungsi kantong udara :
a) membantu pernafasan terutama
saat terbang
b) menyimpan cadangan udara
(oksigen)
c) memperbesar atau memperkecil
berat jenis pada saat burung berenang
d) mencegah hilangnya panas tubuh
yang terlalu banyak.
e) Pernapasan pada burung di saat
hinggap:
Pada
waktu tidak terbang, pernapasan terjadi karena gerakan tulang dada sehingga
tulang-tulang rusuk bergerak kemuka dan ke arah bawah. Akibatnya, rongga dada
membesar dan paru-paru mengembang. Mengembangnya paru-paru menyebabkan udara
luar masuk (inspirasi). Sebaliknya dengan mengecilnya rongga dada, paru-paru
akan mengempis sehingga udara dari kantung udara kembali ke paru-paru. Jadi,
udara segar mengalir melalui parabronkus pada waktu inspirasi maupun ekspirasi
sehingga fungsi paru-paru burung lebih efisien dari pada paru-paru mamalia.
f) Pernafasan burung saat terbang
:
Pada waktu terbang, gerakan
aktif dari rongga dada tak dapat berlangsung karena tulang-tulang dada dan
tulang rusuk merupakan pangkal pelekatan yang kuat untuk otot-otot terbang.
Akibatnya, inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh kantung udara diketiak,
caranya adalah dengan menggerak-gerakkan sayap ke atas dan ke bawah. Gerakkan
ini dapat menekan dan melonggarkan kantong udara tersebut sehingga terjadilah
pertukaran udara didalam paru-paru. Semakin tinggi terbang, burung harus
semakin cepat menggerakkan sayap untuk memperoleh semakin banyak oksigen.
Frekuensi bernapas burung kurang lebih 25 kali permenit, sedangkan pada manusia
hanya 15-20 kali permenit.
Pada
burung sistem peredaran darahnya adalah peredaran tertutup yakni sistem dalam
peredarannya darah selalu terdapat dalam pembuluh, atau darah tidak pernah
langsung masuk ke dalam jaringan. Jantung terdiri atas empat ruangan (dua buah
atrium dan dua buah ventrikulus) yang dibungkus oleh perikardium. Lengkung
aorta hanya satu di sebelah kanan dan hanya memiliki satu sistem porta, yaitu
sistem porta hepatica.
Dinding
diantara kedua ventrikel jantung burung begitu sempurna sehingga dinding itu
mampu mencegah percampuran antara darah yang kaya oksigen dan yang miskin
oksigen. Pembagian jantung yang sempurna itu memungkinkan darah melewati
jantung sebanyak dua kali pada setiap kali darah beredar di dalam tubuh
(peredaran darah ganda). Sebagai akibatnya, darah di aorta burung mengandung
lebih banyak oksigen daripada aorta vertebrata lainnya.
Alat
ekskresi burung terdiri atas ginjal, paru-paru, dan kulit. Burung mempunyai
sepasang ginjal bertipe metanefros yang berwarna cokelat. Vena porta ginjal tidak
terbagi-bagi menjadi kapiler-kapiler ginjal.Saluran ekskresi ginjal dan saluran
kelamin bermuara pada bagian akhir usus (kloaka). Kloaka ini merupakan tempat
pertemuan saluran kelenjar kelamin dan usus. Kantong air seni tidak ada, hasil
ekskresi setengah padat.
Burung
hampir sama sekali tidak mempunyai kelenjar kulit, tetapi mempunyia kelenjar
minyak yang terdapat di punggungnya, yang berguna untuk meminyaki bulunya.
Lidah
pada umumnya tak dapat dijulurkan. Mata mempunyai kelopak mata, membrane
niktitans (selaput tidur), dan kelenjar air mata. Tak ada daun telinga,
terdapat membrane timpani (selaput pendengar) di bagian dalam lubang telinga
luar.
Lubang
hidung satu pasang dengan indera pencium yang kurang baik.pemilihan makanan
dengan organ perasa yang berada di sisi lidah dan langit-langit. Sistem saraf
pusat berupa otak dengan 12 pasang saraf cranial. Terdapat kelenjar tiroid,
adrenal, dan endokrin pituitary (hipofisis) yang terletak di dasar otak.
Pembuahan
sel telur dan sperma / fertilisasi terjadi di dalam tubuh induk (fertilisasi
internal). Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka. Pada
hewan jantan, terdapat sepasang testis, sedangkan ovarium hanya satu dan tumbuh
dengan baik di sebelah kiri pada hewan betina.
Aves
(burung) bertelur sehingga tergolong hewan ovipar dengan ciri telur bercangkang
dan kuning telur besar. Burung mengerami telurnya dan merawat anaknya.
c. Habitat
Aves hidup di
darat. Sebagian spesies mendiami pohon-pohon. Jenis tertentu, seperti penguin,
hidup di daratan kutub utara namun mencari makanan dengan berenang di laut.
Jenis lainnya juga mencari makanan di danau dan perairan tawar lain, contohnya
bebek.
d. Peranan
Aves memiliki peranan dengan banyak keuntungan dalam manfaat
bagi kehidupan manusia. Peranan Aves adalah sebagai berikut:
1) Sebagai bahan industri, misalnya
bulu entok yang digunakan untuk membuat kok (Shuttlecock) dan pengisi
bantal. Bulu ayam untuk membuat kemoceng.
2) Sebagai bahan membuat obat, misalnya
sarang burung walet dan telur itik.
3) Predator alamiah, memangsa ulat dan
serangga
4) Sebagai hiburan, misalnya pada
burung suaranya yang merdu dan burung yang dapat dilatih dalam permainan sirkus
5) Telur dan dagingnya dapat dikonsumsi
dan kaya akan protein. Sarang walet dapat dibuat sop sarang burung.
a. Ciri-ciri utama kelompok
Mammalia adalah :
1) Semuanya menghasilkan susu
sebagai makanan anaknya.Susu dihasilkan oleh kelenjar (mammae) yang terdapat di
daerah perut atau dada.Mammalia disebut juga hewan menyusui karena menyusui
anaknya.
2) Berambut. Rambut mammalia
tersusun dari protein yang disebut keratin. Rambut mammaliamberfungsi tertentu, yaitu sebagai
insulasi yang memperlambat pertukaran panas dengan lingkungan, segabai indera peraba antara lain pada kumis,
sebagai pelindung dari gesekan maupun
sinar matahari, sebagai penyamar atau pertahanan untuk melindungi dari mangsa, dan sebagai penciri kelamin.
3) Memiliki daun telinga dengan
tiga tulang telinga tengah yang dimiliki mammalian terdiri atas tulang martil,
tulang landasan, dan tulang sanggurdi. Ketiga tulang tengah berperan dalam pendengaran,
yaitu meneruskan getaran suara dari membran timpani(gendang telinga) ke telinga
dalam.
4) Geligi dengan berbagai ukuran
dan bentuk
5) Rahang bawah tersusun dari satu
tulang
6) Bernapas dengan paru-paru
7) Jantung beruang empat
8) Otak yang lebih berkembang
dibandingkan vertebrata lain
9) Menggunakan energi
metabolismenya untuk menjaga suhu tubuh tetap konstan sehingga digolongkan
sebagai hewan endoterm dan homeoterm
10) Fertilisasi terjadi secara
internal atau di dalam tubuh betina
11) Melahirkan anaknya sehingga
termasuk hewan vivipar.
b. Fisiologi tubuh
1. Sistem
Saraf
Sistem
saraf pada mamalia, secara general memiliki tingkat perkembangan yang lebih
tinggi dari kelas lain. Serebrum berukuran lebih besar jika dibandingkan
keseluruhan bagian otak. Serebellum juga berukuran lebih besar dan berlobus
lateral 2 buah. Lobus optikus ada 4 buah, setiap bagian lateralnya dibagi oleh
alur transversal menjadi lobus anterior dan posterior. Otak (Encephalon)
terdiri dari beberapa bagian yang hampir sama dengan vertebrata yang lain,
seperti prosencephalon, lobus opticus, cerebellum dan medulla oblongata.
Alur-alur hidung mengandung
tulang-tulang turbinal yang berkelok-kelok yang memperluas permukaan olfaktori.Laring
beratap sebuah epiglottis yang mengandung pita-pita suara.Dua paru-paru
masing-masing dalam ruang pleura yang terpisah.Fase aktif dalam pernapasan
adalah inspirasi yang diikuti oleh depresi (perataan) dari diafragma dan
elevasi dari tulang-tulang iga (dengan gerakan melengkung keluar).
Jantung berbilik empat pada
mammalia mempunyai dua atria dan dua ventrikel yang terpisah secara
sempurna.Terdapat sirkulasi ganda (sirkuit sistemik dan pulmoner). Pengiriman
oksigen ke seluruh tubuh akan semakin meningkat karena tidak ada pencampuran
darah yang kaya akan oksigen dengan yang miskin oksigen, jadi lebih sempurna dari
reptile. Sebgai hewan endotermik, mammalia memerlukan lebih banyak oksigen per
gram bobot tubuhnya dibandingkan dengan vertebratalain dengan ukuran tubuh yang
sama.
Sistem
pencernaan terdiri dari kelenjar pencernaan dan organ pencernaan. Kelenjar
pencernaannya terdiri dari 4 pasang kelenjar ludah: paratiroid, infaorbital,
submaksilari, dan sublingual. Terdapat kantung empedu dengan saluran empedu dan
saluran getah pancreas yang bermuara dalam duodenum.Sekum (caecum) berdinding
tipis, panjangnya kira-kira 50 cm, mempunyai appendiks vermiformis (umbai
cacing) yang bentuknya seperti jari.Sedangkan organ pencernaannnya terdiri dari
mulut, kerongkongan, ventriculus, duodenum, ileum, rectum, dan anus.
Ginjal
berbentuk seperti biji kacang, ruang median ginjal yang disebut pelvis renalis
berhubungan dengan kandung kemih melalui ureter. Dari kandung kemih
mengeluarkan uretra yang akan mngeluarkan urin melalui saluran urin. Mammalia
dominan sudah memiliki saluran yang terpisah, tidak seperti hewan vertebrata
lain yang menggunakan kloaka. Mammalia memiliki saluran pembuangan sisa
pencernaan melalui anus, urin melalui uretra, dan saluran reproduksi melalui
vagina dan penis.
Hewan
mammalia melakukan fertilisasi internal, perkembangan embrio terjadi di dalam
uterus, dengan lama masa kandungan yang bervariasi tergantung pada jenis
hewannya, seperti pada kelinci masa kehamilannya sekitar 30 hari. Berdasarkan
cara reproduksi dan perkembangan fetusnya, beberapa mammalian memiliki
tingkatan-tingkatan dari yang rendah sampai yang tinggi. Pada mammalian rendah,
seperti Ordo Monotremata (platypus) dan Ordo Marsupialia (opossum dan
kangguru), platypus masih bertelur dan mengerami telurnya.
Sedangkan
pada kangguru yang telurnya sangat kecil itu berkembang dalam uterus selama
beberapa hari, larva yang kemudian menetas segera keluar dari uterus dan masuk
dalam kantong perut (marsupium) dan menghisap air susu dari putting-putting
induknya. Pada mamalia yang lebih tinggi tingkatannya, zygot yang berkembang
menjadi embrio dan kemudian tumbuh menjadi fetus tinggal dalam uterus untuk
waktu yang lebih lama.Sistem sirkulasi dan nutrisinya dihubungkan melalui plasenta
yang mengangkut nutrisi dari tubuh induknya.
c. Habitat
Mammalia hidup diberbagai habitat di darat dan di perairan.Ada jga
mammalia yang hidup di daerah yang cukup ekstrem misalnya di kutub dan
digurun.Beberapa jenis ada yang menyelam untuk mencari makanan di
perairan.Kelompok mammalia tertentu ada yang merupakan hewan arboreal yang
hidup di pohon-pohon dalam hutan.
d. Peranan
Berikut ini adalah peranan
Mammalia yang menguntungkan, antara lain sebagai berikut:
1) Sumber bahan makanan, misalnya
daging, telur ayam, dan susu sapi.
2) Sebagai bahan baku industri
tekstil, misalnya pemanfaatan rambut domba untuk dijadikan wol.
3) Sebagai objek penelitian,
misalnya hewan mammalia tikus putih.
4) Sebagai hewan peliharaan,
misalnya anjing, kucing, kelinci.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A. Waktu dan
tenpat penelitian
Penelitian ini
dilakukan pada hari Senin, 4 Juni 2018 pukul 13.30 dan bertempat di museum
biologi UGM.
B. Deskripsi
Museum
Museum Biologi
UGM adalah museum khusus atau museum pendidikan yang memiliki benda-benda
hayati dan benda-benda lainnya yang berhubungan dengan lingkungan hidup. Museum
Biologi UGM dirintis semenjak terbentuknya Museum Zoologicum pada tahun 1964.
Ditempatkan di salah satu ruang kuliah Universitas Gajah Mada di Sekip, Sleman,
Yogyakarta. Museum dipimpin oleh Porf. Drg. R.G. Indroyono. Koleksi Herbarium
ditempatkan di sebagian ruang gedung di Jl. Sultan Agung 22, Yogyakarta dan
dipimpin oleh Prof. Ir. Moeso Suryowinoto.
Museum Biologi
dan koleksi Herbarium dikelola oleh Fakultas Biologi , Universitas Gadjah Mada.
Ketika itu masih bertempat di Ndalem Mangkubumen, Ngasem, Yogyakarta, yang
lebih dikenal dengan nama Fakultas-fakultas Kompleks Ngasem. Koleksi binatang
dan tumbuhan pada waktu itu berasal dari ilmuwan dan karyawan terutama seksi
zoologi, anatomi dan botani.
Pada tanggal 1
Januari 1970 museum resmi dibuka untuk umum dan pada tahun 1972 bergabung
dengan Barahmus DIY. Koleksi museum dipamerkan dalam delapan ruang yang terbagi
menjadi beberapa jenis yaitu koleksi binatang dan koleksi tumbuhan.
Tahun
1969 – 2001, pengelolaan Museum Biologi ini berada di bawah tanggung jawab Drs.
Anthon Sukahar sebagai ketua tim pelaksana sekaligus Direktur Museum yang
pertama. Koleksi yang didapat museum ini sebagian besar berasal dari Indonesia,
sedangkan sisanya berasal dari luar negeri yang merupakan sumbangan dari para
peneliti, dosen, maupun masyarakat. Beberapa koleksi merupakan koleksi binatang
langka yang wajib dilindungi, misalnya komodo, harimau, beruang madu,
trenggiling, burung cendrawasih, dan buaya putih. Untuk koleksi tumbuhannya
meliputi koleksi tumbuhan rendah (Cryptogamae) sampai dengan koleksi tumbuhan
tinggi (Spermatophyta) yang diawetkan dalam bentuk herbarium kering (1672
species dari 180 familia) dan herbarium basah (350 buah).
DAFTAR PUSTAKA
Cambell.2000. Biologi Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Jati, Wijaya.2007. Aktif Biologi Pelajaran Biologi untuk SMA/MA Kelas X.Jakarta: Ganeca
Exact.